Berita TerbaruDaerahPeristiwaRagamRedaksi

KH Sontang Sihotang Bersama Jamaah Masjid Assyidda

Medan Badainews.com- Siapa ingin mengenal Alloh, ia harus mengenal dirinya sendiri terlebih dulu. Jika sudah benar benar mengenal siapa dirinya maka ia baru mampu mengenal Alloh.

Konsep mengenal diri adalah cara para sufi dalam mengenal Alloh. Di dalam tradisi kaum sufi terdapat pula postulat yang berbunyi: “Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu”,

Artinya, siapa yang mengenal dirinya maka ia telah mengenal Tuhannya…Alloh..Alloh”
Jadi, pengenalan diri adalah pintu yang harus dimasuki dalam rangka berkenalan dengan ketuhanan.

Hal itu diungkapkan Khalifah Dr.M Sontang Sihotang, S.Si,.M.Si saat tausiyah di hadapan jemaah Masjid Asyidda, Jalan Sei Belutu Kecamatan Medan Baru bakda Maghrib, Rabu 19/1/2022.

Dalam kegiatan yang bertopik “Kajian Metafisika dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Kita” juga dihadiri Dosen USU Medan, Dra Dara Aisyah,PhD dan tokoh masyrakat lainnya.

Mengapa perlu mengenal diri manusia ?. Tanya Sontang.Karena pada dasarnya manusia adalah puncak ciptaan Alloh dengan tingkat kesempurnaan dan keunikannya yang prima dibanding makhluk lain.

“Dalam Al-Qur’an Surah at-Tin (buah Tin) (95) ayat 4 mengandung arti “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,” jelas Sontang.

Namun begitu Alloh juga memperingatkan bahwa kualitas kemanusiaannya, masih
setengah jadi, belum selesai sehingga harus berjuang untuk menyempurnakan dirinya.

Dalam al-Qur’an Surah al-Syams (Matahari) (91) ayat 7-10 mengandung arti : “Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Alloh mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan Jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.
Proses penyempurnaan ini amat dimungkinkan karena pada alaminya manusia itu fithri, hanif dan berakal.

“Lebih dari itu bagi seorang mukmin petunjuk primordial ini masih ditambah lagi dengan datangnya Rasululloh Sollollohu ‘Alaihi Wa Sallam. Alloh juga mengutus guru sejati, Sayyidi ya Muhammad Rasululloh Sollohu ‘Alaihi Wa Sallam sebagai pembawa kitab suci Al-Qur’anul Karim sebagai petunjuk hidup manusia,”.jelas Sontang.

Firman Alloh yang terdapat dalam Surah an-Nisa (wanita), Surah ke- 4 ; ayat 174 mengandung arti : “Wahai manusia ! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (al-Qur’an)”.

Persoalannya adalah, bagaimana cara mengenali Jati Diri dan Hakekat kemanusiaan kita ?. Sedangkan potret tentang realitas manusia telah terpecah menjadi kepingan-kepingan kecil sehingga keutuhan sosok manusia semakin sulit dihadirkan.

Satu sisi, psikolog dengan pendekatan ilmu jiwa memahami sosok manusia berdasarkan gejala-gejala yang nampak.

Dalam kaitan ini M Sontang mengajak jeumaah untuk lebih mengenal diri dan mengenal Alloh dengan cara berzikir kepada Alloh melalui zikir berkualitas. Artinya berzIkir yang mampu mendekatkan diri kita dengan Maha Pencipta.

M Sontang mencoba menjabarkan hingga mempraktikkan cara berzikir di depan jemaah dengan mencontohkan “Jantung” Sebab neraca keseimbangan ada dalam jiwa manusia.Ini merupakan analisa secara Metafisika Tasawuf

Dijelaskan pula nodus merupakan alat pacu yang alami pada jantung. Pada jantung yang normal, impuls saraf dihasilkan oleh bagian jantung yang disebut pacemaker yang terletak pada nodus sinoatrial. Pacemaker ini bertanggung jawab dalam proses inisiasi potensial aksi secara teratur.

Konduksi jantung mengirimkan sinyallistrik yang umumnya dihasilkan oleh nodus sinoatrial untuk menyebabkan kontraksi otot jantung. Sinyal pacemaker yang diinisiasi di nodus sinoatrial bergerak melalui atrium kanan ke nodus atrioventrikular (AV), di sepanjang Berkas His dan berjalan melalui cabang-cabang berkas untuk menimbulkan kontraksi otot jantung.

Sinyal inilah yang pertama kali memberikan stimulus kontraksi dari atrium kanan dan kiri, dan kemudian mengalir ke ventikel dan kiri. Aliran listrik ini yang kemudian memungkinkan terjadinya proses pemompaan darah ke seluruh tubuh.

“Begitulah cara kita berzikir kepada Alloh.. Zikir kita kepada Maha Pencipta harus berkualitas, khusyuk dan merasuk sukma. Zikir seperti itulah membuat kita semakin dekat dengan Alloh SWT. Bahkan dapat.menyembuhkan segala penyakit dan gangguan jin termasuk penyakit hati,iri dan dengki,” ingat Sontang seraya mengajak para jemaah untuk.mempraktikkan zikir yang benar dan ikhlas karena Alloh.

Ketua BKM Assidda dalam kesempatan itu mengapresiasi Kh Dr M Sontang Sihotang, S.Si, MSi yang juga Dosen USU atas bahasan Kajian Metafisika dan Apliasinya.

“Insha Allah para jemaah dapat memahami dan menjabarkan dalam kehidupannya sehari. Kita berharap kegiatan seperti bisa kita laksanakan secara berkesinambungan,” katanya. (MC.Badai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *